Hari Unjuk Informasi dan Kreasi tentang Pencegahan Perundungan di Sekolah (Roots Day) adalah hari perayaan yang dipimpin oleh Siswa Agen Perubahan dan melibatkan semua elemen sekolah (siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, penjaga sekolah, dan lain-lain).
Persiapan dan Pelaksanaan Roots Day di Sekolah
Hari Unjuk Informasi dan Kreasi tentang Pencegahan Perundungan di Sekolah (Roots Day) adalah hari perayaan yang dipimpin oleh Siswa Agen Perubahan dan melibatkan semua elemen sekolah (siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, penjaga sekolah, dan lain-lain). Roots Day bertujuan untuk menularkan perilaku positif kepada seluruh warga sekolah dengan mengampanyekan pesan anti perundungan melalui berbagai kreasi seni. Ketika Roots Day, Agen Perubahan juga akan mengajak seluruh siswa sekolah untuk melakukan deklarasi dan komitmen anti perundungan di sekolah mereka.
elaksanaan Roots Day sebaiknya dilakukan di akhir tahun ajaran dalam minggu pembagian raport dan dapat dilakukan dalam 2 opsi berikut ini:
- Roots Day secara daring: Dilakukan secara virtual melalui Zoom/Google Meet dengan durasi 2—3 jam.
- Roots Day secara luring: Dilakukan secara langsung di lingkungan sekolah (misalnya di kantin atau lapangan) dalam waktu 1 hari penuh.
Fasilitator Guru akan diberi panduan dalam persiapan dan pelaksanaan Roots Day. Persiapan yang perlu dilakukan oleh Fasilitator Guru dan Agen Perubahan adalah sebagai berikut.
- Menentukan tanggal, waktu, durasi, dan format pelaksanaan Roots Day.
- Berdiskusi bersama Agen Perubahan untuk menentukan agenda dan desain acara Roots Day.
- Meminta Agen Perubahan untuk mempersiapkan materi-materi yang diperlukan ditiap agenda acara pelaksanaan. Fasilitator Guru juga harus berdiskusi dengan Agen Perubahan untuk menentukan peran tiap Agen Perubahan selama acara (misal: menjadi pembawa acara, mempresentasikan poster, membacakan deklarasi anti perundungan, mempresentasikan tabel perilaku positif, dan lain-lain).
- Meminta Agen Perubahan untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait Roots Day kepada seluruh siswa di sekolah melalui WhatsApp atau media sosial (misalnya Facebook, Instagram, dan lain-lain).




